jalan Desa Batang tumu proyek tampang plang
TOKOLAN, AR-Pembangunan proyek semenisasi jalan di Dusun Tokolan, Desa Batang Tumu Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir terkesan asal jadi. Parahnya lagi, proyek yang berasal dari uang rakyat senilai Rp700 juta itu juga tak tuntas pengerjaannya.
Seperti dituturkan Mok Sairi, tokoh masyarakat setempat, rencana semenisasi jalan sepanjang 1.700 meter dengan lebar dua meter itu, kondisinya telah pecah-pecah. Tak cuma itu, pada bagian pinggir jalan,akan terkelupas saat dipijak.
Dituturkan dia, semenisasi jalan ini bukannya membuat kondisi masyarakat lebih baik, tapi malah membahayakan pengguna jalan. "Ruas jalan ini menjadi buah bibir masyarakat lantaran kondisinya telah banyak yang hancur, padahal baru saja dibangun," tutur Mok Sairi kepada Amanat Rakyat, baru-baru ini. Dikatakan dia lagi, kondisi ini tentunya tak diharapkan oleh masyarakat.
Pantauan kasat mata Mok Sairi, menduga pembangunan jalan ini asal jadi dan tak sesuai bestek. Campuran bahan material untuk ruas jalan sepanjang 1,7 KM itu kemungkinan tak sesuai standar. "Tak cuma itu way, panjang jalannya pun kurang 200 meter. Itu belum termasuk ruas
jalan yang terputus di anak parit dan lembah-lembah di sepanjang jalan menuju Desa Bentayan," lugas dia.
Terpisah, tokoh pemuda Desa Batang Tumu, H Deni, menyayangkan kurangnya pengawasan proyek pemerintah ini. "Kita berharap kepada Polda dan Kejaksaan Tinggi Riau mengusut pekerjaan proyek Bina Marga di Kabupaten Indragiri Hilir, Desa Batang Tumu.
Informasi yang dirangkum, proyek pembangunan tersebut juga dilakukan tanpa koordinasi dengan Kepala Desa Batang Tumu, Sulaiman. Padahal, sejatinya kepala desa adalah perpanjangan tangan pemerintah di tingkat desa.
Namun nyatanya, saat pembangunan proyek tersebut, kepala desa justru tak diberitahu.
Baca juga: | |
Proyek Grenase Propinsi di Duga Siluman | |
menerima bantuan 1.114.000 bibit ikan. | |
Cita-cita Pak Tenas Kita Lanjutkan |
Merana Warga Dusun Tokolan Desa Batang Tumu Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir sendiri telah lama merana. Lihat saja kondisi warga di daerah itu. Mulai dari jalan menuju desa, tempat tinggal tinggal warga, hingga air yang dikonsumsi warga sehari-hari.
"Macam ni lah way bentuk desa kami. Desa tertue tapi tak ade kesan diperhatikan. Miris hati, tapi macam manelah, tak ade daye," kata Ongah, warga Tokolan belum lama ini.
Tak cuma di bidang jalan, dalam penggunaan air bersih pun sangat jauh dari harapan. Warga di daerah tersebut telah terbiasa menggunakan air berwarna kecoklatan. Memang, warga bisa mendapatkan air jernih, namun dengan cara menampung air hujan.
Namun jika air tak jatuh dari langit, mau tak mau warga terpaksa pergi ke parit-parit dan mengonsumsi air gambut yang asam. Padahal, telah sejak lama diajukan agar ada pembangunan instalasi air bersih.
Tapi hingga setakat ini, rencana tersebut belum terealisasi. Pada bidang jalan sendiri, semenisasi justru dilakukan tanpa pengawasan. Ujung-ujungnya, warga masih terus mengalami penderitaan.
Sebab, pembangunan yang dilakukan terkesan asal-asalan dan tak sesuai dengan bestek. Ruas jalan yang belum digunakan malam hancur karena kurangnya perhitungan dari rekanan. (rozianto/dewi/ar)


Peran Remaja Cegah Stunting, Pokja II TP PKK Sialang Panjang Gelar Penyuluhan | |
150 Paket Sembako Diberikan Bidhumas Polda Riau Rangka HUT ke-71 Humas Polri | |
Inovasi dan Aplikasi Dukcapil Inhil Terbukti Mudahkan Masyarakat Urus Dokumen Kependudukan | |
Warga Inhil Viral dimedia Sosial Mohon ke Pak Presiden | |
Zainal Arifin Hussein Kampanyekan Aksi Menanam Pohon Mangrove di Hari Ozon Sedunia | |


Afrizal Sintong Resmikan Yayasan Ormaphi Whusu Indonesia Kabupaten Rohil | |
Ketua KPU Kampar : Terjadi Perubahan Kursi di Dua Dapil | |
Polda Riau Ungkap Tindak Pidana Perbankan Kerugian 6,7 Milyar, Mantan Relationship Manager Bank Dibekuk. | |
Kepala Kejati Riau Menerima Audiensi dari Ikatan Keluarga Batak Riau | |
Jaksa Agung Muda Menyetujui 2 Pengajuan Penghentian Penuntutan | |
